Setelah Menikah, Saya Memilih Tinggal Agak Jauh dari Keluarga Besar Suami

Sebelum menikah, kami sudah berkomitmen untuk membeli rumah dan tinggal terpisah dari orang tua/mertua. Alasan utama adalah karena saya dan suami sama-sama bekerja, yang sebagian besar waktunya habis di tempat kerja. Jadi pasti tidak enak jika tidak membantu pekerjaan rumah tangga di tempat orang tua/mertua saat pulang kantor padahal kondisi badan sedang capek. Selain itu tinggal di rumah sendiri akan melatih kemandirian kami dalam berumah tangga. Pada saat memilih rumah, kami mempertimbangkan plus minus tinggal dekat dengan orang tua dan keluarga besar. Setelah itu baru kami memutuskan untuk membeli rumah yang tidak terlalu jauh dari orang tua/mertua, kurang lebih 1,5 km jaraknya. Rumah orang tua/mertua dapat kami lewati saat berangkat dan pulang kantor, sehingga dapat mampir sewaktu-waktu dibutuhkan.

keluarga

Tinggal dekat keluarga besar sangat menguntungkan bagi kami, karena silaturahim lebih terjaga. Setiap saat dapat mengunjungi orang tua atau keluarga besar baik saat keluarga sehat maupun sakit. 
Karena orang tua masih ada, maka kami berharap bisa lebih intens merawatnya. Saat orang tua sakit dapat menunggui dan merawatnya meskipun karena kesibukan tetap dibantu oleh famili lainnya. Kadang orang tua meminta diantar ke suatu tempat, maka kami akan lebih mudah mengatur waktu karena jarak yang dekat. Meskipun memiliki banyak anak ternyata tidak semuanya tinggal dekat dengan orang tua sehingga kami dapat mengambil sisi positifnya, berharap dapat lebih berbakti kepada orang tua. Kadang-kadang orang tua tidak memerlukan apapun dari kami, tetapi hanya ingin bertemu dengan anak dan cucunya. Jika ada anak dan cucu yang dekat maka itu cukup mengobati rasa rindunya.

Saat harus pergi karena suatu urusan, kami dapat menitipkan anak kami pada orang tua dan keluarga besar. Menitipkan anak pada keluarga akan membuat lebih nyaman karena ada yang mengawasi anak selama kami bepergian. Orang tua selalu lebih sayang kepada cucunya sehingga kami hanya perlu memastikan bahwa anak tidak terlalu dimanja oleh orang tua kami.

Pertemuan keluarga jarang bisa dilakukan karena jauhnya jarak antar keluarga. Menempuh perjalanan yang jauh dengan tenaga, biaya dan waktu khusus tentu tidak dapat sering dilakukan. Namun kami yang tinggal dekat orang tua akan lebih mudah datang dalam pertemuan keluarga sehingga  kami berusaha meluangkan waktu untuk itu. Pertemuan keluarga dalam satu lingkungan biasanya lebih terkoordinasi dan sukses sehingga berbahagialah kami yang hidup dekat dengan keluarga besar, tinggal menunggu keluarga jauh berkumpul maka kami dapat bersilaturahim dengan semuanya.

Tinggal tidak begitu jauh dari keluarga besar juga menguntungkan dari sisi moril dan materiil. Saat kami memerlukan bantuan tenaga, salah satu keluarga besar dapat dimintai tolong. Disisi lainnya kami dapat membantu yang bersangkutan imbalan tertentu. Sebuah simbiosis mutualisme yang menguntungkan bukan? Masing-masing anggota dalam keluarga besar pasti memiliki keahlian dan kemampuan yang berbeda sehingga dapat saling melengkapi baik secara moril maupun materiil.

Namun tinggal dekat dengan keluarga kadang membuat privasi kami lebih terbatas. Ketika ingin makan enak misalnya, harus melihat kondisi keluarga besar, kalau dirasa tidak cukup dibagikan, lebih baik membeli saja sehingga bau masakan tidak tercium sampai ke rumah keluarga besar. Atau ketika ingin mengajak anak-anak rekreasi, harus melihat apakah berada disaat yang tepat. Kan tidak pada tempatnya kami piknik ketika salah satu keluarga sedang sakit atau sedang dalam kekurangan.

Tinggal dekat dengan orang tua atau keluarga besar kadang membuat kami tidak cepat dewasa. Kami kadang memiliki tingkat ketergantungan yang sama besarnya dengan saat sebelum menikah. Seolah-olah kami masih menjadi “anak” yang perlu perhatian dan dukungan setiap saat, padahal sudah memiliki keluarga. 

Pandai menjaga perasaan orang tua dan keluarga besar juga menjadi salah satu kunci hidup nyaman dekat dengan keluarga besar. Jika keluarga besar berada dalam kekurangan secara ekonomi, pasti tidak pas kalau hidup berfoya-foya atau berpenampilan berlebihan meskipun mampu. Pasti akan sangat menyakitkan bagi mereka jika tidak pandai menjaga perasaan dan harus mau berbagi kepada keluarga besar. Pinjam meminjam barang atau uang sangat mungkin terjadi, jadi harus pandai membuka hati dan bersabar menghadapi keluarga besar yang sifatnya berbeda-beda.

#review_12tahun_lalu

Salam,

Post a Comment

My Instagram

Copyright © Danar Rahayu's Blog. Made with by OddThemes