Mengajak Anak Bertamu, Perhatikan 8 Hal Ini ya Bunda!

Ada kalanya kita harus mengajak anak ketika bertamu atau bersilaturahim. Mungkin karena anak tidak dapat ditinggal di rumah tanpa orang dewasa, anak memaksa ikut atau karena memang kita ingin anak mengenal tuan rumah. Apapun alasannya, perhatikan hal ini saat mengajak anak bertamu ya Bunda.

mengajak anak bertamu

1. Bukan Rumah Kita
Sebelum bertamu, berikan pengertian kepada anak bahwa kita akan berkunjung ke rumah orang lain, rumah dimana kita tidak bisa berbuat seenaknya layaknya di rumah sendiri. Jika perlu sampaikan bahwa anak tidak boleh berbuat sesuatu saat bertamu tanpa ijin orang tua meskipun tuan rumah menawarkan banyak kelonggaran. Pastikan bahwa anak memahami apa yang kita maksudkan sehingga Bunda tidak akan pulang membawa rasa malu.

2. Wilayah Jelajah
Rumah adalah wilayah pribadi bagi pemiliknya. Kalaupun ada bagian yang direlakan untuk berbagi dengan orang lain, akan sangat terbatas pada ruang tamu dan teras. Sehingga Bunda harus mengingatkan anak bahwa anak tidak boleh keluar masuk seenaknya di rumah orang lain. Sampaikan bahwa bertamu artinya hanya boleh menjelajah ruang tamu dan teras. Jika harus masuk ke ruangan lain, pastikan ada alasan khusus yang masuk akal seperti dipersilakan makan di ruang makan atau dipersilakan melihat koleksi pribadi di ruang tertentu.

3. Ijin Menjelajah
Bertamu dengan anak akan lebih mudah ketika tuan rumah tidak memiliki anak yang seusia anak kita Bun. Namun jika tuan rumah memiliki anak yang sebaya dengan anak kita, maka bersiap-siaplah untuk mengelus dada karena biasanya anak-anak akan bermain dan berlarian kesana kemari seperti berada di rumah sendiri. Sebaiknya anak sudah diberi pengertian bahwa harus meminta ijin kepada orang tua dan tuan rumah ketika bermain atau memasuki ruangan lain. Orang tua juga harus peka ketika tuan rumah sudah mulai tidak nyaman dengan kelakuan anak-anak yang lasak kesana kemari meskipun anak tuan rumah juga terlibat didalamnya. Kalau anak sudah tidak terkendali, sebaiknya berpamitan saja, demi menjaga hubungan baik.

4. Makan dan Minum
Makan dan minum juga bisa menjadi masalah tersendiri ketika mengajak anak bertamu. Jika tuan rumah menyediakan makanan dan minuman yang disukai anak, maka waspadalah Bunda. Jangan biarkan anak menghabiskan makanan dan minuman yang disediakan seolah-olah berada dirumah sendiri. Sebelum bertamu ada baiknya anak diberi pengertian mengenai hal ini. Janjikan untuk membeli makanan dan minuman yang disukai saat dalam perjalanan pulang sehingga anak merasa terpuaskan. Di masa mendatang anak akan terbiasa untuk makan dan minum sekedarnya di rumah yang dikunjungi karena ia yakin oranng tuanya akan memberinya kebebasan makan dan minum di rumah.

5. Etika Berbicara
Anak yang terbiasa berbaicara sopan akan membawa kebiasaan itu kemanapun. Namun bukan tidak mungkin anak mencari perhatian kepada orang tua justru saat bertamu. Ingatkan anak untuk berbicara secukupnya, tidak berteriak atau tertawa terlalu bebas. Anak yang supel dan cerewet memang menyenangkan bagi beberapa orang,  namun sebaiknya memberikan batasan tertentu agar tidak merepotkan tuan rumah dengan pertanyaan-pertanyaan yang terlalu banyak. Dengen kepolosannya anak kadang mempertanyakan sesuatu yang tidak pada tempatnya, misalnya jika tuan rumah seorang penyandang cacat atau berkebutuhan khusus, anak kadang langsung berkomentar. Jika itu terjadi, mintakan maaf secara tulus sampaikan bahwa anak kita belum paham mengenai hal tersebut. Di rumah ingatkan untuk tidak mengulanginya lagi, tetapi boleh bertanya kepada orang tua di rumah jika ada sesuatu yang membuatnya penasaran saat bertamu.

6. Polah Tingkah
Anak adalah manusia yang penuh dengan rasa penasaran. Semangat eksplorasinya luar biasa, sehingga kadang tingkah lakunya sulit dikendalikan. Namun saat bertamu, pastikan anak dalam kondisi wajar meskipun anak kita hiperaktif. Jangan biarkan anak memegang atau meminjam paksa benda-benda yang ada di rumah yang dikunjungi, kecuali ditawarkan oleh tuan rumah. Bunda pasti tidak ingin anak memecahkan koleksi guci tuan rumah rumah kan? Meskipun tuan rumah secara lesan menyampaikan tidak masalah, jauh di lubuk hatinya pasti ada rasa sebal kepada anak kita jika membuat koleksinya rusak.

7. Ibadah
Saat harus bertamu, usahakan tidak melebihi waktu sholat bagi yang beragama Islam. Tidak setiap rumah memiliki musholla atau tempat khusus untuk sholat sehingga akan sangat merepotkan tuan rumah jika kita memaksa sholat di rumah yang kita kunjungi, apalagi membawa anak yang juga harus kita ajari sholat bersama. Tuan rumah belum tentu memiliki mukena yang pas ukurannya dengan ukuran anak. Usahakan untuk pamit sebelum adzan berkumandang dan sholatlah di musholla atau masjid yang dilewati saat pulang sehingga tidak merepotkan tuan rumah.

8. Urusan Belakang
Membiasakan anak untuk BAK dan BAB sebelum bertamu perlu dilakukan setiap saat Bunda. Selain menghindari kerepotan saat berkunjung, juga akan lebih menjaga privasi tuan rumah. Ada keyakinan sebagian masyarakat Indonesia bahwa jika anak BAB di rumah orang lain berarti anak betah, namun jangan jadikan ini sebagai alasan. Jika terpaksa anak harus BAK dan BAB, mintakan maaf kepada tuan rumah dan lakukan secepat mungkin sehingga tidak mengganggu kenyamanan tuan rumah. Jangan meninggalkan kesan tidak baik dengan meminjam pakaian karena pakaian anak kita basah dan sebagainya. Membawa anak keluar rumah seyogyanya membawa baju ganti apalagi membawa anak balita, sehingga tidak merepotkan diri sendiri dan orang yang dikunjungi.

Nah Bunda, sudah siap membawa anak bersilaturahim? Jangan takut membawa anak bertamu jika kita yakin dapat mengendalikan anak kita. Perahan-lahan anak akan paham bagaimana etika bertamu jika kita memberinya pengertian dan latihan. Anak akan menjadikan moment bertamu sebagai salah satu cara bersosialisasi dengan orang lain.

Salam,

Post a Comment

My Instagram

Copyright © Danar Rahayu's Blog. Made with by OddThemes